Dalam banyak anime, villain sering diposisikan sebagai pihak yang harus dikalahkan. Titik. Tidak perlu dipahami, tidak perlu didengar.
Mereka muncul untuk membuat protagonis bersinar, lalu disingkirkan.
Tapi semakin sering nonton anime, rasanya pendekatan seperti itu makin jarang dipakai.
Banyak cerita justru memilih jalan yang lebih abu-abu. Villain tidak selalu salah sepenuhnya. Kadang malah terasa… masuk akal.
Bukan benar, tapi bisa dipahami.
Dan di situlah biasanya cerita jadi lebih menarik.
Berikut 5 villain anime yang tidak sepenuhnya jahat, dan entah kenapa, justru lebih membekas dibanding penjahat “murni”.
1. Itachi Uchiha (Naruto)
Awalnya, Itachi Uchiha adalah definisi sejati dari kata “pengkhianat.”
Membantai klannya sendiri, meninggalkan adik kandung dengan trauma, lalu pergi begitu saja. Sulit mencari alasan untuk membelanya saat pertama kali menonton Naruto.
Tapi cerita tidak berhenti di sana.
Pelan-pelan, fakta mulai terbuka. Keputusan Itachi bukan lahir dari ambisi atau kebencian, tapi dari situasi yang nyaris mustahil. Ia dipaksa memilih antara satu klan atau satu desa. Lalu ia memilih menanggung semua dosa itu sendirian.
Kalau dipikir-pikir sekarang, Itachi bukan kalah secara moral. Ia kalah oleh keadaan. Dan mungkin itu yang paling menyakitkan.
2. Meruem (Hunter x Hunter)
Meruem pertama kali muncul sebagai ancaman absolut. Kuat, dingin, dan sama sekali tidak peduli pada kehidupan manusia.
Semua pun terasa hitam-putih. Dia monster, dan manusia korbannya.
Lalu Komugi hadir.
Hubungan mereka berkembang dengan cara yang aneh dan pelan.
Tidak dramatis. Tidak pula heroik.
Tapi justru di situlah perubahan Meruem terasa nyata. Ia mulai ragu. Mulai bertanya. Mulai memahami bahwa kekuatan bukan segalanya.
Bagian ini dulu bahkan terasa membosankan buat sebagian penonton. Namun setelah dipikir ulang, justru di sanalah Hunter x Hunter menunjukkan kelasnya.
Meruem tidak “bertobat”. Ia hanya menjadi sadar. Dan itu sudah cukup untuk membuatnya menjadi sosok yang tragis.
3. Pain / Nagato (Naruto Shippuden)
Pain tidak pernah mengklaim dirinya pahlawan. Ia tahu tindakannya salah. Tapi ia percaya itu perlu dilakukan.
Sebagai anak yang tumbuh di tengah perang, Nagato melihat dunia tanpa keadilan sejak awal. Kehilangan datang berulang kali, sampai harapan terasa seperti lelucon.
Dari situlah lahir ide ekstrem: perdamaian hanya bisa tercapai jika semua orang merasakan penderitaan yang sama.
Logikanya keliru. Metodenya brutal. Tapi emosinya terasa jujur.
Pain bukan tokoh yang menikmati kekacauan. Ia hanya lelah melihat dunia yang tidak pernah belajar.
4. Scar (Fullmetal Alchemist: Brotherhood)
Scar diperkenalkan sebagai pembunuh. Tanpa banyak bicara, tanpa penjelasan panjang. Ia memburu alkemis negara satu per satu.
Awalnya mudah membencinya.
Namun ketika latar belakangnya terbuka, segalanya berubah. Bangsanya dimusnahkan. Identitasnya juga direnggut. Dunia yang ia kenal dihancurkan oleh sistem yang sama sekali tidak memberi ruang keadilan.
Scar tidak pernah benar. Tapi kebenciannya terasa… manusiawi.
Menariknya lagi, ia adalah salah satu karakter yang benar-benar berkembang. Tidak berhenti pada dendam.
Perubahannya tidak instan. Dan itu terasa realistis.
5. Stain (My Hero Academia)
Stain adalah villain yang membuat banyak penonton tidak nyaman. Ia membunuh hero. Tapi alasannya bukan karena benci keadilan.
Ia benci kemunafikan!
Menurut Stain, banyak hero hanya memakai label “pahlawan” untuk ketenaran dan keuntungan pribadi. Ia ingin dunia diisi oleh hero yang benar-benar tulus, meski caranya jelas salah dan ekstrem.
Yang menarik, ideologinya tidak mati bersamanya. Justru menyebar. Mempengaruhi hero lain. Bahkan memaksa sistem untuk bercermin.
Dan itu membuat Stain lebih dari sekadar musuh mingguan.
Kenapa Villain Seperti Ini Lebih Membekas?
Villain yang tidak sepenuhnya jahat biasanya tidak lahir sebagai monster. Mereka tumbuh. Terluka. Salah jalan. Dan terus melangkah tanpa sempat kembali.
Mungkin itu sebabnya karakter seperti ini terasa dekat.
Bukan karena kita setuju dengan mereka, tapi karena kita bisa melihat bagaimana satu keputusan salah bisa mengubah segalanya.
Pembahasan karakter anime dengan sisi abu-abu seperti ini juga sering muncul di palpakchurch.org, tempat ngobrol anime tanpa harus selalu serius atau sok teoritis.
Dan mungkin, villain yang paling kuat bukan yang paling kejam.
Tapi yang membuat kita diam sebentar setelah ceritanya selesai.